Kamis, 27 Oktober 2022

It's Release! MATAHARI MINOR by TERE LIYE

 



Namaku Seli, dan aku bisa mengeluarkan petir. Apa yang kalian lakukan jika teman klaian dalam bahaya besar? Apakah menolongnya? Atau diam saja tidak bisa melakukan apapun? Aku tahu apa yang akan aku lakukan: berangkat bertarung membantunya.

Kali ini kami bertualang ke Klan yang malam-malamnya adalah horor panjang. Kekuatan gelap menyelimuti separuh Klan, dana aku harus memecahkan misteri lewat teknologi mimpi. Petualangan ini tidak kalah seru, tidak kalah menegangkan. Dan sungguh, aku mohon maaf, kalian mungkin berteriak kesal saat tiba di halaman terakhir buku ini”

 

The excerpt above is a synopsis of the book Matahari Minor. Currently, fans of the Earth Novel Series adventure are happy. The reason is, Tere Liye, the author of the Bumi Novel Series, has launched the fourteenth book of this series. This book is entitled The Minor Sun. It's still the same story telling adventures between Clans, but more surprising and tense. If the previous books we see from the perspective of Raib, then in the book Matahari Minor we can see it from the point of view of Seli, the Best Fighter. And for sure if you miss Ali, don't worry, he appears in this book. Tere Liye guarantees its existence.


This book will be published in early November, precisely on November 1, 2022. However, you can order it now, because the order is in the form of a pre-order system. The thickness of this book reaches 363 pages, with a price of Rp. 95,000. However, if you can't wait to read it, you can buy this book with the e-book version available on Google Play Book for only Rp. 66.000,-

Happy Reading😇

Link Shopee

https://shopee.co.id/MATAHARI-MINOR-i.216513587.20453441072?sp_atk=fd1cedd1-a3c7-41f7-b09c-453ffd071ee8&xptdk=fd1cedd1-a3c7-41f7-b09c-453ffd071ee8

Link Tokopedia

https://www.tokopedia.com/tokobukutereliye/matahari?utm_source=salinlink&utm_medium=share&utm_campaign=PDP-216346682-1403841254-281022-contextual

 

Rabu, 26 Oktober 2022

Kakek Jagung dan Ouyen: Part 3


Waktu terus berlalu, tak terasa aku telah tinggal selama enam bulan bersama Kakek Jagung. Dari sepengetahuanku selama tinggal disini, Kakek Jagung tinggal sendirian di rumah ini. Istrinya telah meninggal dan anak-anaknya meninggalkannya sendiri di desa ini untuk pergi merantau ke kota, hingga saat ini anak-anak Kakek Jagung belum pernah mengunjunginya kembali. Ada saat-saat dimana aku melihat kesenduan dibalik mata Kakek Jagung. Pernah suatu malam aku melihatnya duduk di depan perapian sambil memandangi foto usang keluarganya—ia sangat merindukan keluarganya, lalu aku mendekatinya dan mendusalkan kepalaku pada kakinya. Kakek Jagung tersenyum kepadaku dan membawaku naik kedalam pangkuannya. Aku bergelung dalam rengkuhannya. Kuharap hal ini dapat memberitahu bahwa aku akan selalu ada disisinya. Aku pernah merasakan hal yang sama seperti Kakek Jagung. Dulu aku dirawat oleh keluarga kaya, dirawat dengan sangat baik. Namun, aku selalu ditempatkan dalam kandang kurungan. Aku kesepian, hidupku berkecukupan, namun rasanya hampa. Hingga suatu saat, aku mulai dicampakkan, rupanya mereka telah memiliki yang baru. Mereka tak lagi memerhatikanku, hingga puncaknya aku dibuang. Yah, aku dibuang, di pinggir jalan yang sepi, dalam keadaan perut tak terisi. Rupanya seperti itulah sifat manusia, saat ada kemauan mereka ‘berjalan’ saat sudah terpenuhi mereka meninggalkan. Itulah awal sebab mengapa aku membenci manusia. Lalu, berhari-hari berkelana tanpa arah dan tujuan, aku bertemu banyak manusia. Mereka menendangku, mendorong, mengejarku tanpa belas kasihan. Hal itu membuat rasa kebencianku pada mereka mengalir deras dalam darah. Sampai aku ditemukan oleh Kakek Jagung, ia menolongku, memberiku makan, melimpahkanku kasih sayang. Hingga aku berpikir bahwa hanya Kakek Jagunglah satu-satunya manusia baik di bumi ini.

Seperti biasa, aku menunggu Kakek Jagung di teras belakang rumah. Kini, Kakek Jagung tengah menyortir jagungnya untuk dijual ke kota.Ya, selain menanam jagungnya sendiri, Kakek Jagung juga menjualnya ke kota. Namun, beliau tidak setiap saat ke kota, biasanya ada orang dari kota yang mengambilnya pada Kakek Jagung.

Kakek Jagung sangat fokus pada pekerjaannya, “Meeeeoooouuunggg.” Aku mencoba menarik perhatian Kakek Jagung. Kurasa hal itu berhasil, karena kini Kakek Jagung menatapku dengan tersenyum.

“Alo, Ouyen. Apa kau lapar?” ucap Kakek Jagung yang kini tengah berjongkok di depanku.

“Meooouuuw.” Kakek Jagung terkekeh. “Kurasa kau lapar. Ayo, kita siapkan makananmu.” Kemudian Kakek Jagung beranjak ke dapur dengan aku yang mengikutinya dari belakang. Kakek Jagung meletakkan sepiring ikan yang sudah dihancurkan ke hadapanku yang dengan senang hati kusantap. Selama aku makan, Kakek Jagung terus menatapku dengan tersenyum. Aku tak mengerti apa yang membuatnya tersenyum seperti itu, padahal ia hanya melihatku makan.

“Habiskan makananmu.” ucap Kakek Jagung, lalu Kakek Jagung beranjak pergi dari hadapanku dan kemudian mendudukkan dirinya di kursi goyang ruang keluarga. Aku menatap Kakek Jagung dari sini. Kakek Jagung terlihat lelah, wajahnya tidak secerah biasanya. Pandangan Kakek Jagung terus mengarah keluar, menerawang menembus batas cakrawala. Sorot matanya sarat akan kerinduan yang mendalam. Ditemani semilir angin, ia berharap angin dapat menyampaikan kerinduannya pada anak dan istrinya yang jauh disana.

Setelah menyelesaikan makananku, aku beranjak untuk menghampiri Kakek Jagung—sekedar menemaninya. Kini Kakek Jagung tengah memejamkan matanya, kurasa ia juga tertidur. Aku pun bergelung di bawah kaki Kakek Jagung, turut menikmati semilir angin, aku merasa damai.

***

Hari ini ada yang berbeda. Pagi-pagi sekali rumah Kakek Jagung jadi lebih ramai. Banyak orang sibuk berlalu-lalang, masuk dan keluar dari rumah Kakek Jagung. Di depan rumah juga terdapat mobil-mobil pengangkut yang sepertinya berasal dari kota. Pun, ada yang berbeda dari penampilan Kakek Jagung. Jika bisanya ia hanya mengenakan kaus dan celana lusuh yang biasa digunakan untuk mengurus kebun jagungnya, kini Kakek Jagung mengenakan jas dan celana bahan yang begitu rapih, tak ketinggalan Kakek Jagung juga mengenakan topi dan kacamata.

Kakek Jagung pun tak kalah sibuknya dengan orang-orang itu. Ia sibuk masuk dan keluar rumah dan berbicara kepada orang-orang itu. Aku yang tak mengerti hanya bisa mengikuti Kakek Jagung dari belakang. Mengerti kebingunganku, Kakek Jagung menghentikan langkahnya dan kini berjongkok di depanku.

“Ouyen, hari ini aku akan pergi ke kota.” ucap Kakek Jagung. “Aku akan pergi ke kota untuk mengurus kepindahan kita di sana, Ouyen.” aku cukup terkejut mendengar apa yang dikatakan Kakek Jagung.

“Aku juga akan menjual kebun jagungku pada orang kota itu, dan uangnya akan digunakan untuk hidup kita selama di kota nanti, Ouyen.”

Kota. Kenapa harus kembali lagi ke tempat itu. Aku sungguh tak menyukai tempat itu. Tempat dimana terdapat makhluk terkejam di dunia, manusia jahat dan serakah. Aku benar-benar tak menyukainya. Tapi, Kakek Jagung akan pindah kesana yang berarti aku juga harus ikut. Sepertinya, suka tidak suka aku harus ikut. Aku harus melindungi Kakek Jagung dari manusia-manusia jahat di kota.

“Hari ini, aku akan pulang terlambat. Banyak yang harus dikerjakan disana. Mungkin senja nanti aaku baru pulang.” Kakek jagung mengelusku sebentar dan kemudian beranjak pergi. Namun belum ada tiga langkah, ia kembali berbalik kepadaku dan memelukku.

“Jaga dirimu baik-baik, Ouyen.” Setelah semenit Kakek Jagung memelukku, ia melepaskan pelukannya. Kakek Jagung kini melangkahkan kakinya, dan masuk ke dalam mobil. Sebelum pergi Kakek Jagung sempat melambaikan tangannya kepadaku.

“Selamat tinggal, Ouyen. Sampai jumpa.”


Bersambung

Senin, 17 Oktober 2022

Kakek Jagung dan Ouyen: Part 2

Aku terbangun ketika merasakan gemuruh dalam perutku. Mataku mengerjap menyadari bahwa kini aku berada di rumah manusia. Mataku memindai, tubuhku kini telah bersih dari darah dan dilapisi perban. Rasanya hangat, karena aku berada di depan perapian dan diselubungi selimut. kupendarkan mataku dan melihat mangkuk makanan di depanku yang langsung saja kusambar karena aku sangat kelaparan. Tuhan, terimakasih telah membiarkanku hidup untuk kali ini. Hingga hampir tandas makanan di dalam mangkukku, aku mendengar langkah kaki yang sepertinya mendekat ke arahku. Ternyata ia adalah seorang manusia, aku meningkatkan kewaspadaan, aku menggeram dan menegakkan bulu dan ekorku. Namun manusia itu tetap mendekat ke arahku.

“Bagaimana kau bisa terluka?” tangannya hendak mengelus kepalaku namun aku kembali menggeram membuat ia mengurungkan niatnnya.

“Kau bisa tinggal disini dan kau bisa memanggilku Kakek Jagung.” Setelah menagatakan itu ia pun pergi meninggalkanku entah pergi kemana—mungkin ke kamarnya. Selepas kepergian manusia itu—Kakek Jagung maksudku, aku kembali sendiri. Disini sangat sepi, rasanya hangat, nyaman dan aman, pun aku merasa Kakek Jagung tidaklah jahat, namun aku harus tetap waspada mengingat ia juga manusia. Kenyamanan ini membuat mataku lelah dan akhirnya terpejam.

Pagi hari ketika aku bangun keadaan rumah masih sepi, aku pun tak melihat Kakek Jagung sejauh mataku memandang. Perutku bergemuruh lapar, kuputuskan untuk keluar dan mencari makan. Kakiku membawaku pada halaman belakang rumah. Halaman belakang itu luas sekali dengan hamparan pohon jagung yang telah siap panen—pemandangan yang indah.  

Aku pun terduduk di teras belakang ini. Menikmati semilir angin yang berhembus beserta hamparan indah pohon jagung yang mennyegarkan mata. Kemudian aku menyadari bahwa Kakek Jagung berada di sela-sela sekitar pohon jagung tersebut, mungkin ia akan memanen jagung-jagungnya. Dia terlihat bersemangat sekali mencabuti jagung yang sudah masak dan menyiangi daun-daun keringnya. Sesekali ia mengelap keringat yang mengucur pada pelipisnya dan kemudian melanjutkan kembali pekerjaannya. Beberapa saat kemudian, keranjang telah terisi penuh oleh jagung, Kakek Jagung berhenti sejenak, menatap senang hasil kerja kerasnya. Kemudian matanya berkelana ke sekitarnya dan membawa pandangannya padaku—terlihat tulus sekali.

“Oh, halo!” Kakek Jagung menyapaku dengan keranjang jagung di gendongannya. Dia menurunkan keranjangnya di lumbung bawah rumah, dan kemudian duduk di dekatku. Tangannya terulur ingin menyentuhku, aku membiarkannya menyentuhku walau aku masih merasa tidak nyaman.

“Apa lukamu sudah baik?” Ia membawa tangannya mengelus lukaku dengan lembut. “Sepertinya, ini sudah agak baik.” Tangannya berhenti mengelusku dan kini ia memerhatikanku lamat. “Sebenarnya kau ini darimana? tidak banyak kucing berkeliaran di daerah ini. Dan mengapa kau muncul dengan penuh luka?” Kakek Jagung bergumam.

“Apa kau berasal dari kota?” lanjutnya. “Melihat bulumu yang halus, sepertinya kau sangat dirawat dengan sangat baik.” Tangannya kembali mengelus tubuhku. Sedikit demi sedikit aku menikmati sentuhannya—Lembut sekali sampai aku merasakan kenyamanan yang membawaku terhanyut pada alam mimpi. Sayup-sayup aku mendengar suara Kakek Jagung sebelum aku jatuh tertidur.

“Bolehkah aku memanggilmu Ouyen?” ujar Kakek Jagung.

Ouyen—tidak buruk, kurasa aku menyukainya. 

Minggu, 09 Oktober 2022

Kakek Jagung dan Ouyen

 


Hari sudah malam ketika sampai di sebuah desa. Udara disini dingin sekali melebihi udara di kota. Aku berjalan tertatih—kehabisan tenaga akibat perjalanan ini. Perutku lapar, lapar sekali, aku tidak ingat kapan terakhir kali aku makan semenjak orang-orang itu ingin menangkapku. Sampai akhirnya tubuhku ambruk dijalan. Kakiku tidak lagi kuat menopang beban tubuhku. Aku pasrah, mungkin nyawaku hanya sampai sini. Jika bisa aku tidak ingin mati, aku ingin hidup sekali lagi. Perlahan kututup mataku—Ajaib harapan itu terkabul kala aroma sedap menyapa hidungku. Desakan rasa lapar kembali meyerbu membuatku kembali membuatku bangkit. Kuandalkan penciumanku menuntun pada sesuatu beraroma sedap tersebut. Hingga aku sampai pada sebuah rumah, aroma sedap itu berasal dari sini. Aku langsung memasuki rumah tersebut dan mendapati seekor kalkun panggang tersaji indah di meja makan. Mataku berbinar, langsung kupacu kakiku menaiki meja makan dan menyantap kalkun tersebut. Aku menikmatinya hingga air mataku berlinang, namun hanya untuk seseorang menatapku dengan berang di ujung sana. Ia berlari ke arahku dengan tangannya mengacung-acungkan sapu. Sontak aku berlari turun dan menjauh dari jangkauan orang itu. Namun rupanya orang tersebut mengejarku dan kini mulai melemaparkan barang-barangnya, aku terus menghindar. Orang tersebut masih terus mengejarku, mungkin ia belum puas sebelum menangkap dan menghabisiku. Aku berlari tak tentu arah dan tidak fokus hingga tidak sadar sebuah truk melaju kearahku dan kemudian meghantam tubuhku. Tubuhku terpantal jauh, darah merembas, aku tidak bisa merasakan tubuhku. Napasku tersengal, aku mendengar langkah kaki mendekatiku—mungkin orang yang tadi mengejarku. Ia menginjak kakiku dan menendang tubuhku dan berkata,

“Rasakan itu, kucing sialan!”

Sekali lagi kakinya menendangku, lalu ia berlalu pergi. Dasar manusia biadap—aku kehilangan kesadaranku.


Bersambung

Jumat, 07 Oktober 2022

Making Money with Writing: Content Writer vs Copy Writer




For those of you who are good at writing and thinking “Can I make money writing?”

Now you don't have to worry, in the digital era like today, being a writer is a promising job, you know. Nowadays, there are many products from various companies that market their products through digitization. Of course, in marketing their products, these companies compete to convey the advantages of their products to attract consumers.

Well, the author can take part in that. As writers, we can describe something that can provide an overview in the form of sentences that the audience understands. However, are writing for personal and writing for companies the same? or different?

In the digital era, we know a job called Content Writer and Copy Writer. Do you know these two jobs? These two jobs are the work of writers that are in great demand these days.

Now to understand the two jobs above, let's look at the explanation below, Namu's Friend.


CONTENT WRITER💬


What is a Content Writer

Before we discuss the details of its work, Namu's Friend must first know what a Content Writer is, and what types and skills must be mastered before becoming a Content writer.

A content Writer is a Professional writer who write interesting and quality content in the form of article, eBook,  blog, website, scripts, and more. A content writer usually writes detailed and clear information. Besides, the article length is around 500 to 2000 words, reviewing special topics that can be read directly.

A Content Writer must think about how to express his point easily and well understood by the audience so that the audience feels interested in the content. Being a Content Writer must also understand what topics are appropriate and interesting according to the target audience.


Kinds of Content Writer

1.         SEO Content Writer

SEO Content writer is a job that is most needed currently in online businesses. They have the main duty to make article content.

The article will compete in search engines with competitors on the same topic. So, SEO content writers need to understand the basics of SEO such as keyword search, interlink, etc.

 

2.       Technical Content Writer

A technical content writer is a professional writer which writes technical information like a tutorial. It needs technical knowledge to give information, besides technical writer also must be good to choose technical terminology to the word understandable to the reader.

 

Usually, a Technical Content Writer works in the technology field. In addition to writing skills, they must also understand the technology and how it works. So, the article can be proven true.

 

3.       Long Form Content Writer

Long-form content writer is a professional writer which writes a topic deeply and in large volumes such as guidebooks, e-books, etc.

 

4.       Blogger

Blogger is a Content Writer who manages their own writing independently on their respective blogs. Bloggers usually have special topics based on their interests.

 

5.       Journalist

This type of Content Writer is slightly different from other types of content writers. This is because in writing, writing skills are needed at high speed so that the topics presented are fresh and up to date.

 

Skills that must be possessed to become a Content Writer

To become a qualified Content Writer, Namu's Friend must be able to master the following skills.

ü  Analyze Skill, This means that Namu's Friend must understand the same topic. You also have to understand the strengths of other competitors so that the topics you bring are not displaced by the topics brought by other competitors.

ü  Research Skill, meaning that you have to master the skill of finding the source of the topic you are bringing, lest the content you bring is a HOAX.💢

ü  Communication Skills, meaning that you must be able to present interesting, but understandable and informative content.

ü  Writing Skills. This one skill is a basic skill that all writers must understand. However, even though this skill is fairly basic, we have to develop it, such as Editorial or Self-editing. 

ü  Understanding Reader Targets. To write good content, a Content Writer must understand who is the right target for the topic he brings. In this case, the style of language and the choice of words used must be by the intended target audience.

ü  SEO Skills. As a professional writer, SEO skills are very important to get the audience engaged. SEO determines the rank of the articles you write on GOOGLE. SEO is usually the most widely used skill as a qualification in a job description.

ü  Up to date. The online reader needs actual information, therefore as a content writer must be up to date.


COPY WRITER💬

 

What’s the definition of Copy Writer

Copy Writer is a professional writer who writes specifically for promotion, such as captioning in social media, ads copy, slogans, advertisement scripts, lyrics, jingles, etc. So that why copy writer must be written persuasively and creatively collecting the information in unique words. Good copy writing will be able to make people more interested buy the product offered.


Kinds of Copy Writer

1.         Website Copy Writer

Website copywriter is a professional writer who writes content on the website related to the product offered. This copywriter must make the reader understand the information about a product on the website. This type of copywriter is specifically used to manage product websites such as goods or services.

 

2.       Ads Copy Writer

The job of an Ads copywriter is to create advertisements. This copywriter must be able to persuade and influence the audience target to call an action such as click a button, visit a profile or buy the product.

 

3.       Social Media Copy Writer

This type of copywriting which use to build product images. This copywriter must be able to make engaging content but suitable with the tone of voice dan brand personality.

 

4.       Niche Copy writer

niche copywriter is a professional writer who has a specific field, such as copywriter in the beauty industry or health industry. It means that you need an experience for many years in that field.

 

5.       Technical Copy Writer

Technical copywriter is a professional writer who is able to explain how to do something. The text made usually used for brochures, manual books, guidance books, etc. So, you need to change the technical guidance to become understandable text by the reader.


So, After you understand the definition Of Content Writer and Copy Writer, and then the Kinds of two of all. Do you know the differences between that??

Here are the differences between Content Writer and Copy Writer

 





Okay guys, after all. I hope you can understand between them and be The Best Content Writer or Copy Writer. 
 
Bye Namu's friend ✊😀

 

 

 

 

 

 

  


How to Find Love by your MBTI

MBTI (Myers-Briggs Type Indicator) is a tool to identify a person's personality type. It can help you understand yourself and others be...